Jumat, 28 Januari 2011

KI KUSUMO : CROP CIRCLE SLEMAN-BANTUL ASLI


Crop Circle Misterius
Kontroversi seputar Crop Circle (CC) di Sleman dan Bantul, membuat paranormal KiKusumo angkat bicara. Menurutnya, CC di kedua tempat tersebut asli alias bukan buatan manusia.
“Sangat masuk akal jika ada makhluk X dari planet X yang ‘pelesir’ ke bumi dan meninggalkan jejaknya. Peristiwa munculnya UFO bukan sekali atau dua kali terjadi. Di Sleman dan Bantul itu asli dan menjadi heboh karena terbantu media. Padahal yang lebih vulgar dulu juga ada, namun kurang terekspos,” papar Ki Kusumo di Bekasi (26/1).

KiKusumo menambahkan bahwa kemunculan UFO tak terkait dengan tak adanya radiasi di kedua daerah tersebut. “Tehnologi semakin maju, membuat radiasi makin berkurang. Orang semakin pintar menciptakan banyak hal untuk mengurangi radiasi. Tak menutup kemungkinan, UFO pun tanpa radiasi,” lanjut KiKusumo.

Yang makin membuat KiKusumo yakin bahwa CC tersebut asli, karena tak mungkin orang bisa membuat jejak aneh itu dalam waktu semalam. “Dulu cerita soal Bandung Bondowoso yang membuat candi dalam semalam, masih butuh bantuan jin. CC seluas itu tak masuk akal dibuat orang dengan rapi dalam waktu beberapa jam dan kondisinya di malam hari yang sangat gelap. Sementara untuk membuat pola seperti itu, pastinya dibutuhkan cahaya yang luar biasa terang, untuk hasil detail yang indah. Artinya jika memang dibuat manusia, pasti melibatkan banyak orang dan tak mungkin jika tak ada orang yang tahu saat pembuatannya,” imbuh KiKusumo.

Munculnya opini bahwa CC tersebut buatan manusia, seperti pengakuan mahasiswa di sebuah situs, disikapi Ki Kusumo sebagai pengalihan perhatian. “Untuk kestabilan politik, ekonomi dan lain-lain, bisa saja dimunculkan isu bahwa CC itu adalah buatan manusia. Jadi kita tunggu saja kebenarannya. Dan yang terpenting, jangan ada muatan politis untuk mengorbankan orang-orang yang tak bersalah,” pungkas KiKusumo.

Minggu, 16 Januari 2011

KI KUSUMO : AKHIRI POLEMIK PASAR PONDOK GEDE



Ki Kusumo Saat Demo Di Walikota Bekasi
Dukungan terhadap para pedagang Pasar Pondok Gede Bekasi yang menggelar aksi damai hingga menduduki kantor Walikota Bekasi sejak Kamis lalu, terus mengalir. Setelah Gerakan Pemuda Anti Korupsi (Gepak) dan Mahasiswa Bani Saleh, kini giliran LSM Gerakan Rakyat Berkembang (LSM Gerbang) Bekasi.

Ketua Umum LSM Gerbang, Ki Kusumo mengaku prihatin. Menurutnya, polemik yang menimpa ratusan pedagang Pasar Pondok Gede hingga membuat nasib mereka terkatung-katung karena kehilangan mata pencaharian, benar-benar sangat disayangkan. Karenanya, Ki Kusumo mendesak Pemkot Bekasi dan pihak terkait untuk segera menyelesaikan masalah tersebut.

“Nasib ratusan pedagang ada di tangan pemerintah. Mereka adalah rakyat yang tak tahu menahu soal birokrasi. Mereka hanya menuntut haknya. Jadi tolong, Akhiri ‘permainan ini. Akhiri polemik Pasar Pondok Gede yang hanya membuat sengsara para pedagang,” tegas Ki Kusumo di kantor LSM Gerbang, Bekasi, Minggu (16/1).

Ki Kusumo menambahkan, apapun keputusan dari eksekutif, khususnya Kepala Daerah seharusnya bepihak pada rakyatnya. “Para pedagang adalah aset pemerintah. Mereka membayar pajak. Jadi jangan terus dibodohi. Sudah cukup mereka terdzolimi selama ini,” imbuh Ki Kusumo.

Jika aksi pedagang Pasar Pondok Gede tak segera direspon, rencananya seluruh massa LSM Gerbang akan turun ke jalan, bergabung dengan para pedagang yang menggelar aksi.

Polemik Pasar Pondok Gede itu sendiri mulai mencuat tahun 2007. Kala itu para pedagang yang masih memiliki Hak Guna Pakai (HGP) hingga 2014, digusur dan ditempatkan di Tempat Penampungan Sementara (TPS), sambil menunggu pembangunan Atrium Pondok Gede selesai. Namun hingga kontrak TPS berakhir 20 Desember 2010, Atrium Pondok Gede belum siap pakai dan nasib para pedagang terkatung-katung hingga kini.  @ den



Minggu, 09 Januari 2011

Paranormal Indonesia :: KEJURNAS YANG DIGELAR KIKUSUMO PENUH KEJUTAN


Kikusumo Menyerahkan Thropy Pemenang
Ada banyak kejutan dalam Kejurnas Liong dan Barongsai yang diselenggarakan Asosiasi Liong dan Barongsai Seluruh Indonesia (ALBSI) 2011 selama tiga hari di Emporium Pluit, (7-9/1). 

Meski belum lama berdiri, ALBSI mampu membuat gebrakan. Kejurnas berjalan sukses dan mendapat respon positif, tak hanya dari pengunjung mal yang memadati areal pertandingan, namun juga dari perkumpulan Liong dan Barongsai. Sekitar 100 tim dari Jakarta, Bogor, Bekasi, Rengas Dengklok, Bandung, Lampung, Kalimantan hingga Bangka Belitung ikut bertanding.

Menariknya, para peserta tak semuanya anggota ALBSI. “Ada peserta yang berasal dari induk organisasi Liong dan Barongsai lain. Semua kami sambut dengan tangan terbuka. Justru ALBSI dibentuk karena ingin mempersatukan perkumpulan Liong dan Barongsai di Indonesia,” terang Ketua Umum ALBSI, Ki Kusumo.

Dalam kesempatan tersebut, KiKusumo juga menyampaikan terima kasih pada induk organisasi Liong dan Barongsai lain yang telah mengijinkan anggotanya untuk mengikuti Kejurnas ALBSI. “Ini yang kita harapkan. Jadi kita bisa kumpul bersama, saling tukar fikiran dan sama-sama menggali potensi para atlitnya,” imbuh Ki Kusumo.

Pemandangan yang tak kalah mengejutkan adalah kehadiran tiga perwakilan organisasi Liong dan Barongsai yang lebih dulu terbentuk sebelum ALBSI. Yaitu Kiong Bun Kian, dari PB PERNABI, Tjiong Wa Kie, dari PB PLBSI dan Andrean Kurniawan, dari PB PERSOBARIN.

Perwakilan PB PERSOBARIN mengaku gembira bisa duduk bareng, saling sharing seperti dalam Kejurnas yang diadakan ALBSI. “Meski beda induk organisasi, tapi kita punya tujuan yang sama, memajukan olahraga Liong dan Barongsai Indonesia. Perwakilan PERSOBARIN siap mendukung siapapun yang sejalan. Tak perlu memisahkan diri, karena ini bukan untuk kepentingan individual,” papar Wakil Ketua PERSOBARIN Pengprov DKI Jakarta, Andrean Kurniawan.

Kejurnas Liong dan Barongsai ALBSI 2011 yang mempertandingkan empat kategori itu sendiri berakhir Minggu malam dan ditutup oleh Ki Kusumo. Pemenang untuk Kategori Barongsai Tonggak, Juara I Kun Seng Keng, Juara II Ching Lung dan Juara III Dragon Phoenix. Kategori Lantai Murni, Juara I Huang Ho Say B, Juara II Asosiasi Beladiri Wing Chun Indonesia A dan Juara III Dragon Phoenix.

Untuk Kategori Semi Lantai Juara I Makin Belitung Timur B, Juara II Huang Ho Say A dan Juara III Makin Belitung Timur A. Sedangkan untuk Kategori Liong Siang, Juara I Ching Lung A, Juara II Tiong Gie Say dan Juara III Ching Lung B.  @den

KIKUSUMO BUKA KEJURNAS LIONG DAN BARONGSAI ALBSI 2011




Ditandai dengan pemukulan genderang oleh Ketua Umum Asosiasi Liong dan Barongsai Seluruh Indonesia (ALBSI), Ki Kusumo, Kejurnas Liong dan Barongsai ALBSI 2011 di Emporium Pluit Mal, Jakarta resmi dibuka, Jumat (7/1).

Kejurnas akan berlangsung tiga hari, mempertandingkan empat kategori, yaitu Barongsai Tonggak, Semi Lantai, Lantai Murni dan Liong Siang.

Sekitar 100 tim Liong dan Barongsai dari Jakarta, Bogor, Bekasi dan beberapa daerah seperti Bandung, Bangka Belitung dan Rengas Dengklok akan bertanding memperebutkan Thropy bergilir ALBSI dan uang pembinaan puluhan juta rupiah.

Dalam sambutannya, Ki Kusumo mengatakan bahwa tujuan diadakannya Kejurnas Liong dan Barongsai ALBSI 2011, selain untuk menggali potensi dan menjaring bibit baru dari atlit Liong dan Barongsai Indonesia, juga untuk mengembangkan kesenian khas Tionghoa tersebut.

“Liong dan Barongsai adalah kesenian yang kini telah digalakkan menjadi salah satu cabang olah raga. Karenanya, ALBSI merasa terpanggil untuk ikut berpartisipasi dengan menggelar Kejurnas Liong dan Barongsai, guna menggali potensi para atlit-atlitnya,” terang Ki Kusumo.

Ke depannya, Ki Kusumo berharap Liong dan Barongsai Indonesia makin dikenal dan para atlitnya bisa lebih berprestasi di kancah nasional maupun internasional. Yang tak kalah penting, perkumpulan Liong dan Barongsai yang ada selama ini, makin bisa bersatu. “ALBSI dibentuk salah satu tugasnya ingin mempersatukan perkumpulan Liong dan Barongsai di Indonesia,” lanjut Ki Kusumo.

Karenanya, ALBSI selaku penyelenggara yang merupakan wadah baru yang lebih netral dan terbuka bagi perkumpulan Liong dan Barongsai mana pun, menyampaikan terima kasih pada induk organisasi Liong dan Barongsai Indonesia yang lebih dulu ada, yang telah mengijinkan anggotanya untuk mengikuti pertandingan yang digelar ALBSI.

Hadir dalam kesempatan tersebut, pejabat dari Kantor Walikota Jakarta Utara, Sesepuh Perkumpulan Liong dan Barongsai Indonesia dan para artis pendukung film 13 Cara Memanggil Setan, seperti Debby Ayu, Five Vi, HIM Damsyik dan Fairly Wattimena.  @den