Senin, 21 Februari 2011

KI KUSUMO : FILM IMPOR DITARIK, FILM NASIONAL UNTUNG


Polemik tentang ditariknya film asing dari seluruh cineplek di tanah air, membuat pemilik Rumah Produksi Putra Kusuma Pictures, Ki Kusumo angkat bicara. Kebetulan, Film 13 Cara Memanggil Setan yang diproduserinya, baru akan rilis di bioskop 7 April mendatang.

Menurut Ki Kusumo, dengan tak ada lagi film impor, film nasional memiliki kesempatan lebih luas untuk menjangkau penonton. “Film nasional lebih untung. Kesempatannya lebih terbuka lebar. Baik dalam hal menarik market penonton atau untuk bersaing dengan film-film kita sendiri,” papar Ki Kusumo di Bekasi, kemarin.

Ki Kusumo menambahkan bahwa ditariknya film asing, setidaknya bisa memacu rumah produksi lokal, untuk lebih berkarya menghasilkan film-film yang bermutu. 

“Kehadiran film asing sebenarnya hanya untuk pembanding industri perfilman kita. Momen ini, seharusnya kita jadikan cermin untuk berkarya lebih kreatif dengan menghasilkan film yang benar-benar bermutu. Sehingga penonton yang biasa menonton film asing bisa berpindah ke film nasional,” sambung Ki Kusumo.

Meski awalnya terasa sulit, namun Ki Kusumo yakin penonton kita akan terbiasa. “Peralihan ini akan mengagetkan masyarakat. Namun lama-lama, akan terbiasa. Toh dulu, saat film nasional kita berjaya, juga tak ada film asing. Dan bioskop tetap saja dibanjiri pengunjung,” lanjut Ki Kusumo.

Yang paling dikawatirkan Ki Kusumo, justru pembajakan film makin merajalela. “Masih banyak orang Indonesia yang fanatik dengan film asing. Jika di bioskop tak ada, mereka akan mencari VCD atau DVD. Faktor inilah yang makin menyuburkan praktek pembajakan film, yang tak menutup kemungkinan film nasional kena imbasnya. Jadi kita juga yang rugi,” pungkas Ki Kusumo.  @den

Jumat, 18 Februari 2011

KI KUSUMO HADIRI CAP GO MEH DI BEKASI

Ki Kusumo Berkesempatan Mengangkat Toa Pe Kong
Perayaan Cap Go Meh atau penutupan Tahun Baru Imlek 2562 di Vihara Hok Lay Kiong, Bekasi, Kamis (17/2), berlangsung meriah. Selain doa bersama, digelar pula Ritual Ruwat Bumi, yaitu dengan melakukan arak-arakan Toa Pe Kong (Patung Dewa) keliling kota Bekasi. 

Ribuan masyarakat tumpah ruah memadati ruas jalan yang dilewati araka-arakan tersebut. Rute tahun ini adalan Jl. Kartini-Hasibuan, Jl. Veteran-Bulan-Bulan hingga Pasar Lama-Inpres. Arak-arakan makin meriah dengan tampilnya berbagai kesenian tradisional, mulai dari Ondel-ondel, Reog Ponorogo hingga puluhan Liong dan Barongsai.

Hadir dalam acara tersebut, Ketua Umum Asosiasi Liong dan Barongsai Indonesia, Ki Kusumo dan putri Alm. Gus Dur, Yenny Wahid.

Menurut Ki Kusumo, perayaan Cap Go Meh memiliki makna yang sangat penting, tak hanya bagi kaum Tionghoa, namun juga untuk seluruh warga Bekasi. Pasalnya, dari perayaan itu tak sekadar berharap keselamatan dan kesejahteraan, namun juga tercipta kerukunan antar umat beragama dan terjalin persatuan antar warga.

“Semoga dari perayaan Cap Go Meh tahun ini, bisa lebih memberikan pengaruh potisif bagi seluruh warga di Kota Bekasi. Kita berkumpul bersama, bersuka cita, tanpa saling membeda-bedakan suku, ras, atau agama,” terang Ki Kusumo.

Selain itu, Ki Kusumo berharap Kota Bekasi bebas dari segala petaka. “Mari kita berdoa bersama, agar Bekasi ke depannya menjadi kota yang jauh dari petaka dan masyarakat diberikan pemimpin yang jauh lebih baik dari pemimpin saat ini,” pinta Ki Kusumo. @den

Selasa, 15 Februari 2011

KI KUSUMO : PENCURIAN MAYAT BAYI UNTUK MEMPERDALAM ILMU HITAM


KI Kusumo
Sepekan terakhir, warga di beberapa desa di Sidoarjo, Jawa Timur digegerkan oleh hilangnya jasad bayi dari sejumlah tempat pemakaman. Awalnya, kasus ini hanya menjadi bahan pembicaraan saja. Namun sampai Minggu (13/2), jumlah mayat bayi yang hilang mencapai 24 mayat. Warga pun geger. 

Paranormal Ki Kusumo yang mengikuti berita itu mengatakan, pelaku pencurian jasad bayi itu adalah orang yang tengah memperdalam ilmu hitam. “Orang yang mencuri mayat bayi itu menginginkan kekebalan tubuh secara sempurna. Disamping ada juga yang mencuri untuk syarat mencari pesugihan. Keduanya sama-sama penganut ilmu hitam,” tutur Ki Kusumo di Bekasi, kemarin.

Kekebalan yang dimaksud adalah kebal dari berbagai benda tajam, tumpul atau api. Menurut Ki Kusumo, ilmu tersebut sampai sekarang masih sering digunakan meski cara tersebut sudah kuno. “Ilmu itu berasal dari aliran sesat, sudah kuno sekali,” paparnya.
Meski sesat, kata Ki Kusumo bisa berhasil bila dilakukan dengan cara-cara yang benar sesuai aliran yang diajarkan kepada si pelaku. “Tergantung bayi atau mayat siapa dan bagaimana cara mengambilnya. Kalau ada satu saja ritual yang salah, maka akan gagal,” jelas Ki Kusumo.

Mayat bayi yang diambilnya pun tidak sembarangan. Untuk memiliki kekebalan yang sempurna, maka calon mayat tersebut harus dilihat bagaimana latar belakang kematiannya. “Biasanya yang diincar itu bayi yang usia kelahirannya tua seperti 13 bulan atau 14 bulan, bayi yang lahir terbalik, atau juga bayi yang meninggal bersama ibunya saat dilahirkan, dan harus mayat bayi yang masih dalam keadaan utuh  atau belum dimakan tanah,” imbuh Ki Kusumo.

Aksi pencurian jasad bayi ini pertama kali diketahui Sapari (55), juru kunci makam Dusun Bonosari, Sidoarjo. Ia melihat bekas galian dari sejumlah kuburan balita di makam itu. Di atas kuburan itu, tanahnya seperti habis digali. Karena jumlah mayat bayi terus bertambah, akhirnya ia melaporkan masalah tersebut ke Polsek Sedati, Sidoarjo. @den

Senin, 14 Februari 2011

KI KUSUMO : JANGAN PERNAH MENCOBA 13 CARA MEMANGGIL SETAN


Ki Kusumo Bersama HIM Damsyik dan Debby Ayu di 13CMS
Ada yang berbeda dari film 13 Cara Memanggil Setan, produksi Putra Kusuma Pictures yang bakal rilis di bioskop 7 April mendatang. Muaranya, tak sekadar dari adegan-adegan horor yang mencekam dari awal hingga akhir, lantaran digarap A Liung Wong, Sutradara asal Hongkong. Atau dari akting Debby Ayu dan Five Fi yang boleh dibilang sangat ‘berani’. 

Menurut Produser 13 Cara Memanggil Setan, Ki Kusumo, film ketiganya ini merupakan film horor yang benar-benar diangkat dari kisah nyata.

13 Cara Memanggil Setan bukan film horor biasa. Kitab Serat Jawa Kuno yang diceritakan dalam film 13 Cara Memanggil Setan itu asli, yang bisa dibaca untuk memanggil makhluk dari alam lain. Tak perlu mantra, puasa atau nglakoni,” terang Ki Kusumo di Bekasi, kemarin.

Meski disajikan dalam bentuk film, Ki Kusumo mengingatkan untuk tidak mencobanya di rumah, usai menonton film tersebut. “Siapapun yang menonton film 13 Cara Memanggil Setan, akan tahu cara-cara memanggil setan. Jadi jangan pernah mencoba cara-cara memanggil setan itu di rumah,” imbuh Ki Kusumo dengan mimik serius.

Selain menghibur, Ki Kusumo berharap masyarakat yang menonton 13 Cara Memanggil Setan mendapat wawasan baru, terkait dengan ‘alam gaib’ yang ada di sekitar kita.“Bisa tahu cara-cara memanggil setan setelah menonton film ini saja sudah cukup. Film ini bisa menambah wawasan, khususnya buat mereka yang percaya adanya alam lain. Buktikan nanti di bioskop mulai 7 April 2011,” ujar Ki Kusumo lagi.

Film 13 cara Memanggil Setan berkisah tentang enam remaja yang menemukan Kitab Serat Jawa Kuno, berisi cara-cara memanggil setan. Meski sudah tertera larangan untuk tidak membuka, membaca, apalagi mempraktekkannya, namun keenam remaja itu penasaran dan tetap nekat melanggarnya. Akibatnya, mereka terjebak dalam alam antah berantah yang ending-nya berujung dengan kematian. @den

Rabu, 02 Februari 2011

KI KUSUMO MERIAHKAN IMLEK 2011 DI PASAR SEGAR


kikusumo bersama ratusan warga Bintaro
Perayaan Imlek 2011 di Pasar Segar, Graha Raya, Bintaro Tangerang, berlangsung meriah. Ratusan warga tumpah ruah memadati halaman komplek pasar, Kamis (3/2). 

Selain dihibur oleh aksi panggung para artis ibukota, seperti Nikita Willy, Dmasiv, Wali Band dan Atraksi Beladiri dari Asosiasi Beladiri Wing Chun Indonesia, perayaan Tahun Baru Tionghoa ke 2562 dimeriahkan pula dengan atraksi Barongsai dari Asosiasi Liong Dan Barongsai Seluruh Indonesia (ALBSI). 

Menurut Ketua Umum ALBSI, Ki Kusumo, perayaan Imlek tak sekadar identik dengan pernak pernik berbau warna merah, angpao atau pertunjukan Liong dan Barongsai. Meskipun sebagian besar etnis ini selalu mengidentikkan perayaan tahun baru mereka dengan tiga hal tersebut.

“Soal angpau bukan tidak penting, karena memiliki makna filosofi transfer kesejahteraan atau energi. Transfer kesejahteraan dari orang mampu ke tidak mampu, dari orangtua ke anak-anak, dari anak-anak yang sudah menikah ke orangtua,” papar KiKusumo. 

Pertunjukan Liong dan Barongsai pun dirasa perlu. “Dalam kepercayaan orang Cina, Liong dan Barongsai merupakan lambang kebahagiaan dan kesenangan. Tarian Singa dipercaya merupakan pertunjukan yang dapat membawa keberuntungan,” lanjut KiKusumo.

Namun demikian, KiKusumo menambahkan bahwa ada yang lebih penting dalam memaknai Tahun Baru Imlek. “Selain berharap berkah dan kemudahan dalam menyongsong tahun-tahun berikutnya, kita mendambakan kebersamaan, persaudaraan dan kasih diantara kita semua bisa lebih terjalin,” ujar KiKusumo.

Karenanya, dalam perayaan Imlek tahun ini, Ki Kusumo mengajak semua pihak untuk merenung sejenak, berdoa bersama. Baik untuk keselamatan diri, keluarga, bangsa dan Negara. “Imlek tahun ini hendaknya dijadikan cermin untuk melangkah lebih baik di tahun depan. Apalagi, tahun 2011 Shionya adalah Kelinci yang memiliki makna kebangkitan dan keberuntungan,” pungkas KiKusumo.  @den