Minggu, 27 Maret 2011

DEMI KEUTUHAN NKRI, KI KUSUMO PIMPIN KOMANDO PERJUANGAN MERAH PUTIH



ki kusumo
Dilandasi kesamaan visi dam misi dalam menjaga keutuhan NKRI, Komando Perjuangan Merah Putih resmi didirikan, dengan Ketua Umum dipercayakan pada Ki Kusumo. Menurut Ki Kusumo, jabatan yang diberikan padanya adalah amanah. Sebagai generasi muda, Ki Kusumo mengaku prihatin dengan banyaknya perpecahan yang terjadi di negeri ini.

“Saya melihat banyaknya perbedaan justru menimbulkan perpecahan. Jika itu terus terjadi, sama saja kita telah melukai hati para pahlawan yang memerdekakan negeri ini,” tegas Ki Kusumo, di Jakarta kemarin. 

Lewat Komando Perjuangan Merah Putih, Ki Kusumo akan berupaya keras untuk menunjukkan aksi nyata dalam satu berbuatan, dengan tetap bersumber pada keutuhan NKRI sampai titik darah penghabisan. Karenanya, konsep utama yang ingin dibangun Ormas ini adalah Bela Negara, Jadikan Indonesia Satu. “Dengan satu visi dan satu misi, kita bela negara dari hati dan niat suci,” terang Ki Kusumo.

Konsep selanjutnya adalah kesejahteraan. “Bagaimana mungkin kita berjuang jika perut lapar. Kita berjuang melakukan tindakan positif, sambil mensejahterakan masyarakat. Saya miris belakangan ini melihat kisruh yang latarbelakangnya adalah kepentingan. Banyak orang bicara kepentingan umum, nyatanya untuk kepentingan pribadi, dan ujungnya merugikan banyak orang,” sambung Ki Kusumo.

Bersama Komando Perjuangan Merah Putih, Ki Kusumo mengajak semua pihak yang memiliki pemikiran yang sama, segera merapatkan barisan. Apalagi, menjelang deklarasi 20 Mei 2011, di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Ormas yang dikomandaninya telah memiliki anggota tak kurang dari 10 juta orang, yang terstruktur dari pusat hingga ke ranting dan sudah solid di 33 Propinsi atau 33 Markas Daerah.

“20 Mei adalah Kebangkitan Nasional. Hari itulah momentum paling bersejarah bagi Komando Perjuangan Merah Putih, karena ribuan orang dari 33 Markas Daerah akan membanjiri TMII dan berikrar bersama untuk keutuhan NKRI,” pungkas Ki Kusumo. @ den

Kamis, 10 Maret 2011

KI KUSUMO DIJAGOKAN KETUM LASKAR MERAH PUTIH


Mengambil tema ‘Membangun Negeri Untuk Mewujudkan NKRI Sebagai Harga Mati’, Kongres I Laskar Merah Putih resmi dibuka di Jakarta, Rabu (9/3). Rencananya, Kongres yang salah satu agendanya adalah Pemilihan Ketua Umum periode 2011-2016 ini akan berlangsung selama tiga hari dengan pembicara antara lain Menteri Dalam Negeri, Kapolri, dan Panglima TNI. 

Bursa Bakal Calon Ketua Umum Laskar Merah Putih makin mengerucut. Dari beberapa bakal calon, terdapat nama Adhi Kusuma Wahab, SS atau akrab disapa Ki Kusumo yang dijagokan oleh sebagian besar Markas Daerah Laskar Merah Putih.

“Ki Kusumo diunggulkan, karena hampir seluruh Markas Daerah mencalonkan beliau,” tegas salah satu Ketua Markas Daerah yang keberatan disebutkan namanya.

Selain itu, Ki Kusumo dianggap layak menduduki jabatan Ketua Umum karena memiliki kriteria ideal, sesuai dengan misi dan visi organisasi. “Ki Kusumo adalah generasi muda dengan latar belakang seorang aktivis’98 yang gigih. Beliau juga aktif di Forum Komunikasi Persaudaraan Antar Anak Bangsa, yang merupakan bagian dari elemen Laskar Merah Putih,” sambung Ketua Markas Daerah yang lain, disela-sela kongres (10/3).

Menyoal dukungan itu, Ki Kusumo tak menampik. “Kalau Markas Daerah mempercayakan ke saya, semua itu adalah mandat yang mesti saya laksanakan dengan penuh rasa tanggungjawab,” pungkas Ki Kusumo.

Senin, 21 Februari 2011

KI KUSUMO : FILM IMPOR DITARIK, FILM NASIONAL UNTUNG


Polemik tentang ditariknya film asing dari seluruh cineplek di tanah air, membuat pemilik Rumah Produksi Putra Kusuma Pictures, Ki Kusumo angkat bicara. Kebetulan, Film 13 Cara Memanggil Setan yang diproduserinya, baru akan rilis di bioskop 7 April mendatang.

Menurut Ki Kusumo, dengan tak ada lagi film impor, film nasional memiliki kesempatan lebih luas untuk menjangkau penonton. “Film nasional lebih untung. Kesempatannya lebih terbuka lebar. Baik dalam hal menarik market penonton atau untuk bersaing dengan film-film kita sendiri,” papar Ki Kusumo di Bekasi, kemarin.

Ki Kusumo menambahkan bahwa ditariknya film asing, setidaknya bisa memacu rumah produksi lokal, untuk lebih berkarya menghasilkan film-film yang bermutu. 

“Kehadiran film asing sebenarnya hanya untuk pembanding industri perfilman kita. Momen ini, seharusnya kita jadikan cermin untuk berkarya lebih kreatif dengan menghasilkan film yang benar-benar bermutu. Sehingga penonton yang biasa menonton film asing bisa berpindah ke film nasional,” sambung Ki Kusumo.

Meski awalnya terasa sulit, namun Ki Kusumo yakin penonton kita akan terbiasa. “Peralihan ini akan mengagetkan masyarakat. Namun lama-lama, akan terbiasa. Toh dulu, saat film nasional kita berjaya, juga tak ada film asing. Dan bioskop tetap saja dibanjiri pengunjung,” lanjut Ki Kusumo.

Yang paling dikawatirkan Ki Kusumo, justru pembajakan film makin merajalela. “Masih banyak orang Indonesia yang fanatik dengan film asing. Jika di bioskop tak ada, mereka akan mencari VCD atau DVD. Faktor inilah yang makin menyuburkan praktek pembajakan film, yang tak menutup kemungkinan film nasional kena imbasnya. Jadi kita juga yang rugi,” pungkas Ki Kusumo.  @den

Jumat, 18 Februari 2011

KI KUSUMO HADIRI CAP GO MEH DI BEKASI

Ki Kusumo Berkesempatan Mengangkat Toa Pe Kong
Perayaan Cap Go Meh atau penutupan Tahun Baru Imlek 2562 di Vihara Hok Lay Kiong, Bekasi, Kamis (17/2), berlangsung meriah. Selain doa bersama, digelar pula Ritual Ruwat Bumi, yaitu dengan melakukan arak-arakan Toa Pe Kong (Patung Dewa) keliling kota Bekasi. 

Ribuan masyarakat tumpah ruah memadati ruas jalan yang dilewati araka-arakan tersebut. Rute tahun ini adalan Jl. Kartini-Hasibuan, Jl. Veteran-Bulan-Bulan hingga Pasar Lama-Inpres. Arak-arakan makin meriah dengan tampilnya berbagai kesenian tradisional, mulai dari Ondel-ondel, Reog Ponorogo hingga puluhan Liong dan Barongsai.

Hadir dalam acara tersebut, Ketua Umum Asosiasi Liong dan Barongsai Indonesia, Ki Kusumo dan putri Alm. Gus Dur, Yenny Wahid.

Menurut Ki Kusumo, perayaan Cap Go Meh memiliki makna yang sangat penting, tak hanya bagi kaum Tionghoa, namun juga untuk seluruh warga Bekasi. Pasalnya, dari perayaan itu tak sekadar berharap keselamatan dan kesejahteraan, namun juga tercipta kerukunan antar umat beragama dan terjalin persatuan antar warga.

“Semoga dari perayaan Cap Go Meh tahun ini, bisa lebih memberikan pengaruh potisif bagi seluruh warga di Kota Bekasi. Kita berkumpul bersama, bersuka cita, tanpa saling membeda-bedakan suku, ras, atau agama,” terang Ki Kusumo.

Selain itu, Ki Kusumo berharap Kota Bekasi bebas dari segala petaka. “Mari kita berdoa bersama, agar Bekasi ke depannya menjadi kota yang jauh dari petaka dan masyarakat diberikan pemimpin yang jauh lebih baik dari pemimpin saat ini,” pinta Ki Kusumo. @den

Selasa, 15 Februari 2011

KI KUSUMO : PENCURIAN MAYAT BAYI UNTUK MEMPERDALAM ILMU HITAM


KI Kusumo
Sepekan terakhir, warga di beberapa desa di Sidoarjo, Jawa Timur digegerkan oleh hilangnya jasad bayi dari sejumlah tempat pemakaman. Awalnya, kasus ini hanya menjadi bahan pembicaraan saja. Namun sampai Minggu (13/2), jumlah mayat bayi yang hilang mencapai 24 mayat. Warga pun geger. 

Paranormal Ki Kusumo yang mengikuti berita itu mengatakan, pelaku pencurian jasad bayi itu adalah orang yang tengah memperdalam ilmu hitam. “Orang yang mencuri mayat bayi itu menginginkan kekebalan tubuh secara sempurna. Disamping ada juga yang mencuri untuk syarat mencari pesugihan. Keduanya sama-sama penganut ilmu hitam,” tutur Ki Kusumo di Bekasi, kemarin.

Kekebalan yang dimaksud adalah kebal dari berbagai benda tajam, tumpul atau api. Menurut Ki Kusumo, ilmu tersebut sampai sekarang masih sering digunakan meski cara tersebut sudah kuno. “Ilmu itu berasal dari aliran sesat, sudah kuno sekali,” paparnya.
Meski sesat, kata Ki Kusumo bisa berhasil bila dilakukan dengan cara-cara yang benar sesuai aliran yang diajarkan kepada si pelaku. “Tergantung bayi atau mayat siapa dan bagaimana cara mengambilnya. Kalau ada satu saja ritual yang salah, maka akan gagal,” jelas Ki Kusumo.

Mayat bayi yang diambilnya pun tidak sembarangan. Untuk memiliki kekebalan yang sempurna, maka calon mayat tersebut harus dilihat bagaimana latar belakang kematiannya. “Biasanya yang diincar itu bayi yang usia kelahirannya tua seperti 13 bulan atau 14 bulan, bayi yang lahir terbalik, atau juga bayi yang meninggal bersama ibunya saat dilahirkan, dan harus mayat bayi yang masih dalam keadaan utuh  atau belum dimakan tanah,” imbuh Ki Kusumo.

Aksi pencurian jasad bayi ini pertama kali diketahui Sapari (55), juru kunci makam Dusun Bonosari, Sidoarjo. Ia melihat bekas galian dari sejumlah kuburan balita di makam itu. Di atas kuburan itu, tanahnya seperti habis digali. Karena jumlah mayat bayi terus bertambah, akhirnya ia melaporkan masalah tersebut ke Polsek Sedati, Sidoarjo. @den